TINTA PADAM (text II)

Membekaskan luka lalu pergi seenaknya~

Karena terlalu yakin, terlalu sabar, terlalu peduli, terlalu bodoh dan terlalu cinta.
Memulai segalanya berdasar rasa dan mengakhirinya karena terpaksa berkorban rasa.

Sakit memang, pedih sangat tapi itulah kinerja dari setiap luka yg sempat km goreskan.
Melihatmu di tengah tengah keramaian, tertawa, mengerjakan segala hal yg km suka, mengacuhkan setiap orang yg km sakiti.
Ya, itulah dirimu.

Aku tahu kita tidak begitu paham dengan hubungan kita sebelumnya tapi kamu perlu tahu jika aku meyakini perasaanku yg singgah dihatimu, kepala yg pernah bersandar dibahumu dan jemari yg sempat mengisi sela sela jemarimu, dan sayangnya semua itu sudah berlalu.

Meninggalkan dengan mudah sampai aku tidak tahu bagaimana caraku melupakan segalanya, tinta padam yg kau goreskan terlalu dalam tapi apadaya, aku hanya segelintir kertas yg pasrah untuk tetesan tintamu, hanya menunggu kapan bekas tinta itu akan hilang.

Namun bukankah sebenarnya aku pernah menjadi bagian terpenting? Bukankah namaku pernah mendebarkan hatimu ketika km
mendengarnya? Bukankah diriku yg pernah singgah utk kau tahan dalam dekapmu? Bahkan setiap aku mengingatnya, rasa sakit ini semakin menjadi jadi.

Mungkin matahari sdh membakar habis kisah ini tp kamu tidak pernah tau jika angin tdk rela sehingga ia menghempas habis terik panas itu, namun apa dayaku jika hujan mungkin lbh berkuasa dalam hal ini hingga ia mampu menenggelamkan kisah ini perlahan lahan dg  tetesannya.

Hari berlanjut dan keadaanku tdk semakin baik, aku berlarut larut merasakan kerapuhan ini. Bodoh memang tp inilah butaku terhadapmu. Seandainya semua ini jg terjadi padamu, aku yakin kita terperangkap dalam sebuah drama, namun sayangnya disini hanya aku yg terjebak sehingga iya atau tidak, mau atau enggan aku harus berdiri sendiri disini, menangis sendiri dan bangkit sendiri.

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN KAITKAN MEMULAI BERHIJAB DENGAN AKHLAK

JENIS JENIS HIJAB

AKU INGIN MENJADI